Sang Mantan

“Sejam lagi kujemput, Yang. Siap-siap sana.”

Mantan pacarku mengirimiku sebuah pesan. Aku yang sudah mandi dari sejam yang lalu langsung dandan dan ganti pakaian. Putriku yang melihat gelagat anehku mendekatiku. Wajar kalau dia heran, aku memang jarang keluar. Melihat gelagatku yang senyam-senyum saat menerima pesan dia penasaran.

“Mama kenapa sih? Senyam senyum. Mau ke mana?” Elena duduk di ranjang mengamatiku bersolek  di depan kaca. Aku hanya senyum.

“Ih, mama centil. Mau keluar sama siapa? Elen ikut ya?”

“Nggak boleh. Di rumah aja. Mama mau kencan.”

“Kencan? Papa kan pulang jam sembilan?”

“Sudah, nggak usah banyak tanya. Awas kalau bilang papa. Bulan depan sakumu kukurangi.” Aku mengancamnya.

“Mama kok gitu sih? Papa kerja seharian, Mama senang-senang.”

“Udah, diam saja!”

“Mama pergi sama siapa sih?” Elena, langsung menyambar ponselku.

“Apa sih kamu, sini ponsel mama!” sepertinya sempat membuka inbox dan membaca pesan-pesanku

“Mantan?” Mukanya cemberut. “Mama! Kuaduin papa!”

“Salah sendiri papamu sibuk. Mama pergi dulu!” Aku mencium pipi putriku dan segera berangkat ke tempat kami merencanakan makan malam. Sebelumnya kukirim pesan untuk mantan pacarku yang berencana menjemputku.

“Aku berangkat sendiri saja, Yang. Kita ketemu di sana ya?” Kupencet tombol send lalu memanggil taksi yang kebetulan lewat di depan rumah.

Sepuluh menit perjalanan aku sampai di restaurant tempat kami janjian. Ternyata dia sudah di sana. Sudah lama kami tak pergi berdua. Bersama seperti ini membuatku mengenang masa lalu.  Kami bersenda gurau, mengingat kekonyolan-kekonyolan yang memalukan saat pertama kali saling menyukai. Tapi saat asik ngobrol ponselnya berbunyi.

“Ini, kamu saja yang jawab.” Dia menyerahkan ponselnya dan seorang gadis ngomel-ngomel di sana.

“Papa! Kenapa nggak cepetan pulang sih? Kenapa kerja terus! Coba telpon istrimu sekarang! Papa kenapa nggak perhatian! Dia kencan sama mantannya sekarang! Papa masih mau cuek juga!”

“Iya sayang, silakan ngadu sepuasmu. Apalagi, sayang?”

Elenaku berhenti bicara beberapa detik, “Mama!” lalu mematikan teleponnya.

***

300 kata

Untuk prompt #30 Monday Flash Fiction.

25 pemikiran pada “Sang Mantan

  1. Hee..baca 2x baru paham aq beb, bingung dikalimat telfon istrimu sekarang. Sampai situ tak baca ulang… tp tetp goid job beb..he

Tinggalkan komentar